Mamuju, 20 Mei 2025 — Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada 20 Mei 2025 dimaknai oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Mamuju sebagai momentum kebangkitan menuju masyarakat yang literat dan berpengetahuan.
Dengan semangat yang mengakar dari sejarah berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 1908 sebagai tonggak awal kebangkitan nasional, Dispusip mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan pengetahuan sebagai gerakan bersama dalam membebaskan diri dari ketertinggalan, terutama dalam bidang literasi.
Kepala Dispusip Mamuju, M. Fausan Basir, menyampaikan bahwa semangat kebangkitan hari ini harus dimaknai bukan hanya secara simbolik, tetapi juga dalam bentuk konkret berupa perlawanan terhadap kebodohan dan rendahnya budaya baca.
“Kebangkitan yang dilatarbelakangi pergerakan Boedi Oetomo untuk keluar dari kolonialisme, harus menjadi refleksi hari ini untuk keluar dari belenggu kebodohan,” ujar Fausan.
Ia menambahkan bahwa perjuangan literasi adalah bentuk baru dari perjuangan kemerdekaan. Jika dulu bangsa Indonesia berjuang melawan penjajahan fisik, hari ini perjuangan dilakukan melalui penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya baca.
Dispusip Mamuju pun terus menggencarkan berbagai program yang mendorong tumbuhnya budaya literasi, seperti mobil perpustakaan keliling, podcast literasi, kemah literasi, hingga kolaborasi dengan komunitas literasi lokal.
“Kita ingin menjadikan Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar upacara, tapi titik tolak untuk menjadikan Mamuju sebagai kabupaten literat. Literasi adalah jembatan dari ketertinggalan menuju kemajuan,” tegas Fausan.
Dengan semangat kebangkitan yang baru, Dispusip Mamuju berharap masyarakat dapat melihat pentingnya membaca, menulis, dan belajar sebagai bentuk perjuangan kontemporer demi masa depan yang lebih cerah.