Mamasa, 15 September 2025 – Radikalisme dapat terjadi dalam konteks non-agama. Ia bisa muncul dari latar belakang politik, ekonomi, atau sosial budaya. Meski tak bisa dipungkiti, sering kali ia dikaitkan dengan isu agama.
Hal itu disampaikan Ka Satgaswil Densus 88 AT Sulawesi Barat, Kompol Soffan Ansyari, S.H, Saat menjadi salah satu pembicara di sosialisasi kebangsaan 80 tahun Indonesia Merdeka yang dilaksanakan di Kabupaten Mamasa, Senin (15/09).
Di forum itu, Ia banyak menyinggung bahaya intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET). Soffan Ansyari mengungkapkan, Sulawesi Barat sebagai daerah perlintasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan menyimpan potensi timbulnya paham-paham munculnya IRET.
“IRET itu tak selalu soal satu agama saja. Makanya, penting untuk memastikan kita semua terhindar dari paham-paham seperti itu. Sederhananya kita mulai dari lingkungan terkecul, keluarga dan masyarakat,” beber Kompol Soffan Ansyari di hadapan para peserta yang merupakan ASN lintas OPD di Pemerintah Kabupaten Mamasa.
Masih oleh Soffan Ansyari, sasaran radikalisme adalah individu dan kelompok. Utamanya generasi muda dan masyarakat umum yang kemudian disebarkan melalui berbagai media.
“Makanya penting bagi kita semua untuk bijak dalam memanfaatkan berbagai platform media sosial. Karena sering sekali propaganda, propaganda kelompok, narasi ideologis, dan penyampaian informasi negatif itu disebarluaskan melalui media sosial,” sambungnya.
Para ASN, tokoh agama, tokoh agama, tokoh masyarakat merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk mencegah paham IRET. Soffan Ansyari berharap, aksi nyata untuk tak terjerat dapat dilakukan secara nyata.
“Untuk terlibat aktif dalam mengantisipasi sekaligus mencounter. Memilah ajaran yang baik dan benar sesuai agama dan kepercayaan yang ada di lingkungan kita,” pungkas Kompol Soffan Ansyari, S.H.
Sekadar informasi, turut hadir pada agenda tersebut Bupati mamasa, Welem Sambolangi, Wakil Bupati Mamasa, H Sudirman, Ka Kanwil Kemenag Sulawesi Barat, KH Adnan Nota, Dandim Kodim 1428/Mamasa, Letkol Arh. Edwin Hermawan, Kajari Mamasa, Faik Wana Hamzah, Wakapolres Mamasa, AKP Muh. Akhir Anwar, Kakan Kemenag Mamasa, H. Ramli L, Ketua FKUB Mamasa, Pdt. Zakaria Sude’, serta Ketua Adat Mamasa, David. (rls/fir)